Selasa, 29 Maret 2016

Jokowi Tegaskan Proyek LRT Harus Segera Berjalan

Selasa, 29 Maret 2016 
   
Ilustrasi

Jokowi Tegaskan Proyek LRT Harus Segera Berjalan

Ilustrasi (Istimewa)
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) nampaknya geram dengan rencana proyek pembangunan LRT yang tak kunjung rampung dan terus dibahas.
Memimpin rapat terbatas (ratas) mengenai LRT dan Asian Games 2018, Presiden Jokowi dengan tegas menyatakan bahwa ratas ini harus menjadi rapat terakhir. Sehingga, pembangunan LRT dan sarana transportasi penunjang lainnya dapat segera dikerjakan di Jakarta, Bandung dan Palembang.
"Ini sudah rapat yang kelima untuk LRT, jangan ada tambahan rapat lagi. Harusnya sore hari ini sudah rampung semua. Kita ingin mempercepat pembangunan LRT baik di Jakarta di jabodetabek, di Palembang, maupun Bandung Raya. Biar ini bisa kita selesaikan semuanya," tegas Jokowi membuka rapat di kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/3).
Bahkan kepada kepala daerah yang hadir, Jokowi meminta agar antar sarana transportasi yang akan dibangun tersebut dibuat terintegrasi. Seperti, mulai dari MRT, LRT, bus trans, kereta api.
"Saya juga ingin agar semua terintegrasi ke airport (bandara). Lihat di Palembang, di sini pun nanti LRT-nya yang ke airport atau nanti kereta api atau kereta cepat ke airport. Semua sudah harus dikalkulasi, dihitung, sehingga ini menjadi alternatif bagi masyarakat untuk memakai moda transportasi yang disenangi," katanya.
Jokowi mengatakan pembangunan alternatif moda transportasi ini sangat mendesak karena berdasarkan data setidaknya Rp 35 triliun kerugian diderita setiap tahunnya karena kemacetan. Dengan perincian Rp 28 triliun kerugian karena kemacetan di Jakarta dan Rp 7 triliun karena kemacetan dari Bandung ke Jakarta.
Momentum Asian Games
Lebih lanjut Jokowi mengharapkan momentum penyelenggaraan Asian Games pada tahun 2018 mendatang harus dijadikan dorongan untuk membangun alternatif moda transportasi yang telah direncanakan.
"Percepatan ini juga harus dilakukan karena ada momentum Asian Games 2018 akan datang, supaya kita harapkan terutama LRT bisa selesai semua dan masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan baik mengenai trasenya, mangenai spesifikasi teknis LRT-nya, masalah biaya, dan sumber daya penggeraknya, dan juga masalah perizinan berkaitan dengan tata ruang dan persinggungan dengan flyover dan mungkin trase jalur LRT dan MRT kita harapkan semua terintegrasi," ungkapnya.
Seperti diketahui, Jokowi memimpin langsung ratas mengenai percepatan pembangunan LRT dan persiapan Asian Games 2018, di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/3).
Dalam rapat dihadiri, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (MenkumHAM) Yasonna Laoly, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (MenPUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Mulyana dan Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin.
http://www.beritasatu.com/ekonomi/357272-jokowi-tegaskan-proyek-lrt-harus-segera-berjalan.html

Rabu, 23 Maret 2016

Gandeng BUMN, LRT Jakarta Groundbreaking April Ini

Pembangunan LRT Jabodetabek Sepakat Pakai Tipe Rel Berstandar Gauge

   24 Maret 2016 Pembangunan LRT Jabodetabek Sepakat Pakai Tipe Rel Berstandar <i>Gauge</i>
Proyek LRT. (ANTARA FOTO/Feny Selly)
Metrotvnews.com, Jakarta: Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersepakat tentang pelaksanaan penggunaan tipe rel LRT yang dibangun di DKI Jakarta. Kesepakatan tersebut tertuang dalam rapat koordinasi tentang perkembangan pembangunan LRT DKI Jakarta, Jabodetabek, dan Palembang yang dipimpin Menko Perekonomian Darmin Nasution.

Hadir dalam rapat kali ini Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani, serta perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, serta PT Kereta Api Indonesia dan PT Adhi Karya.
Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan akan melaksanakan pembangunan rel kereta api di luar DKI Jakarta, sedangkan pembangunan rel LRT di dalam DKI Jakarta menggunakan standar internasional.

"DKI akan mengembangkan rel LRT yang standard gauge seperti diajukan oleh Gubernur DKI Jakarta mengunakan APBD, Pemegang Anggaran ada di Gubernur DKI," kata Darmin, di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/3/2016).

Nantinya, Kementerian Perhubungan akan melaksanakan pembangunan rel LRT di luar DKI Jakarta dengan mengikuti spesifikasi rel standard gauge. Pembiayaan jalur rel untuk diluar DKI Jakarta, antara lain Cibubur-Cawang sepanjang kurang lebih 14,3 km, Cawang-Bekasi Timur sepanjang 18,5 km, dengan menggunakan dana APBN.
Asal tahu saja, standar gauge merupakan rel yang banyak digunakan di dunia dengan lebar 1.435 mm, atau 4 kaki 8,5 inci.

B
Pembangunan Rel LRT Disepakati Gunakan Standard Internasional
Pemerintah dan Pemprov DKI Jakarta akhirnya menemui kata sepakat terkait kualitas rel dalam pembangunan Light Rail Transit/Ilustrasi
A+ A-
JAKARTA - Pemerintah dan Pemprov DKI Jakarta akhirnya menemui kata sepakat terkait pembangunan Light Rail Transit (LRT). Perdebatan antara Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengenai kualitas rel akhirnya berujung dengan diputuskannya pembangunan LRT menggunakan rel standar Internasional.

"DKI akan mengembangkan rel LRT yang standard gauge atau rel ukuran standar internasional seperti yang diajukan oleh Gubernur DKI Jakarta dengan menggunakan APBD. Pemegang anggaran (PA) nya ada di Gubernur DKI Jakarta," jelas Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Darmin Nasution di Jakarta, Kamis (24/3/2016).

Hal ini telah diputuskan dalam rapat koordinasi tentang program perkembangan pembangunan LRT DKI Jakarta, Jabodetabek dan Palembang yang dihadiri oleh Menhub Ignasius Jonan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani.

Dia menambahkan jalur terintegrasi yang menghubungkan LRT di DKI Jakarta menurutnya lebih panjang daripada jalur LRT di luar Jakarta mengingat kebutuhan akan transportasi di Jakarta lebih banyak.

"Akan lebih panjang, mengingat kebutuhannya serta volume untuk pembangunan sarana lebih besar dibangun di DKI Jakarta sehingga menggunakan rel standard gauge," tandasnya.

Pembiayaan jalur rel LRT ini sendiri untuk di luar DKI Jakarta antara lain Cibubur Cawang, sepanjang kurang lebih 14,3 kilometer (km), dan Cawang - Bekasi Timur sepanjang 18,5 km, akan dibiayai oleh APBN.
sumber : http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro/5b2EWp6N-pembangunan-lrt-jabodetabek-sepakat-pakai-tipe-rel-berstandar-gauge


Bangun LRT, Pemerintah Kucuri Anggaran Pakai Sistem Reimburse

 03 Februari 2016 1Bangun LRT, Pemerintah Kucuri Anggaran Pakai Sistem <i>Reimburse</i>

Proyek LRT. (FOTO: MI/ARYA MANGGALA)
Metrotvnews.com, Jakarta: Pemerintah membagi proyek light rail transit (LRT) Jabodetabek dalam dua skema pembangunan yakni untuk wilayah Jakarta dikerjakan PT Jakarta Propertindo dan wilayah Bodetabek dikerjakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Proyek ini seluruhnya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang ikut dalam rapat koordinasi LRT bersama para menteri ekonomi mengatakan mekanisme pembayaran pengerjaan proyek ini menggunakan sistem interst during construction (IDC) atau familiar dengan istilah reimburse.
Nantinya, baik Jakarta Propertindo maupun Adhi Karya bakal menggunakan dana pribadinya terlebih dahulu untuk mengerjakan proyek transportasi tersebut. Ketika pembangunannya sudah selesai, barulah Pemerintah membayarnya.

"Jadi dikerjakan dulu, baru dibayar," kata Deddy, di Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/2/2016).

Menurut Deddy, dari penjelasan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, pembayarannya bakal dilakukan per segmen, bukan dikalkulasi di akhir hingga proyek 100 persen kelar dibangun.

"Jadi tidak semua dibangun dulu baru dibayar, enggak ada yang kuat nanti itu kontraktor. Jadi per segmen dikerjakan baru bayar, per segmen kerjakan baru bayar," ujar dia.

Ditemui ditempat yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas membenarkan skema pembayaran tersebut. Dia bilang, skema ini sama saja seperti membeli produk pada umumnya.

"Enggak maslah, kita beli produknya. Karena kalau beli proyek itu kita beli tangki proyeknya, tapi harus dinilai oleh BPKP sebelum dibayar," jelas Sofyan.
sumber : http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro/4banZ1rk-bangun-lrt-pemerintah-kucuri-anggaran-pakai-sistem-reimburse

Jonan dan Ahok Sepakati Standar LRT DKI dan Jabodetabek

Kamis, 24/03/2016

Jakarta -Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan dan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akhirnya menyepakati standar kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) yang dibangun di Jabodetabek dan dalam kota Jakarta. Standar kualitas yang dipakai sesuai ketentuan internasional, yakni standard gauge.

Demikianlah hasil rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menko Perekonomian, Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Kamis (24/3/2016). Selain Jonan dan Ahok, hadir juga  Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani, Dirjen Kekayaan Negara Sony Loho, serta perwakilan dari PT KAI (Persero) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

"DKI akan mengembangkan rel LRT yang standard gauge seperti diajukan oleh Gubernur DKI Jakarta menggunakan APBD, Pemegang Anggarannya ada di Gubernur DKI," ujar Darmin.

Jalur Integrasi yang menghubungkan LRT di DKI Jakarta lebih panjang dari jalur LRT di luar DKI Jakarta (Jabodetabek) serta sarana yang dibangun nantinya juga lebih besar dari LRT Jabodetabek. Alhasil, pemerintah memutuskan standar yang dipakai untuk kedua LRT.

Kesepakatan ini akan diteruskan dengan perubahan Peraturan Pemerintah nomor 98 tahun 2015 tentang percepatan penyelenggaraan kereta ringan/LRT terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor Depok dan Bekasi.

"Ada PP yang mesti direvisi sedikit," ujar Ahok pada kesempatan yang sama.

Ahok mengharapkan  perubahan regulasi tersebut tidak memakan waktu yang lama sehingga proyek ini dapat dimulai pada April mendatang.

"Pokoknya tahun ini kalau bisa April groundbreaking, kalau nggak bisa ya Mei," terangnya.

http://finance.detik.com/read/2016/03/24/125242/3172319/4/jonan-dan-ahok-sepakati-standar-lrt-dki-dan-jabodetabek?f9911013

Gandeng BUMN, LRT Jakarta Groundbreaking April Ini

Kamis, 24/03/2016
Jakarta -Moda transportasi berbasis kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) di Jakarta akan mulai dibangun atau groundbreaking pada April 2016 ini.

Untuk pengembangan ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PT Jakarta Propertindo atau Jakpro, akan menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

Hal ini disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Poernama atau Ahok usai rapat koordinasi LRT di Kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng Timur, Jakarta Pusat, Kamis (24/3/2016).

"Pokoknya tahun ini kalau bisa April groundbreaking, kalau nggak bisa ya Mei," ujar Ahok.

Pemprov DKI tidak perlu melakukan tender karena Jakpro sebagai BUMD akan menggandeng BUMN untuk melakukan Joint Operation (JO). Dengan skema ini, pekerjaan fisik bisa dipercepat.

"Nggak lelang lagi kan BUMD. Karena PP nya mengatur BUMN," ujarnya.

Untuk pengembangan LRT dalam kota Jakarta ini, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan anggaran Rp 4 triliun.

"Ya dia bisa joint atau apa, kami sudah siapkan Rp 4 triliun di Jakpro," tambahnya.

Untuk kerja sama ini, Ahok menargetkan pembangunan fisik untuk fase I selesai sebelum penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta.

"Bisa, tapi hanya fase 1 ya. Fase 1 ya itu untuk yang kuda, velodrome, yang basket bisa ditaruh itu," sebutnya.

Sedangkan, seluruh rute LRT Jakarta bisa tuntas di 2020.

"Kalau semua berjalan baik saya kira-kira 2020 bisa selesai semua," sebutnya.

http://finance.detik.com/read/2016/03/24/132617/3172378/4/gandeng-bumn-lrt-jakarta-groundbreaking-april-ini?f9911023

Kamis, 10 Maret 2016

Perbedaan kereta rIngan dan kereta berat

Trem listrik berjaya di Jakarta sejak era Batavia. Moda transportasi dengan jaringan rel melingkari Ibu Kota ini memudahkan mobilitas warga. Pada masa Kepala Daerah Jakarta Raya R Sudiro, yang saat itu setara gubernur, jelang tahun 1960, trem dihapus. Kini, pemerintah berupaya mengembalikan kehadiran trem dalam versi modern: light rail transit.



Trem listrik kuno Jakarta saat itu melintasi jalan raya, bercampur kendaraan bermotor. Light rail transit (LRT) yang akan menghubungkan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi direncanakan melintasi elevated track atau jalur layang khusus, meminimalkan pelintasan sebidang.

Pembangunan juga memanfaatkan ruas sisi tol, mengoptimalkan lahan pemerintah agar minim masalah pembebasan lahan. Pemerintah menargetkan LRT siap tahun 2018, bertepatan perhelatan Asian Games.

"Keunggulan LRT itu fleksibel, bisa melintasi jalur darat mana pun," ujar Ketua Forum Teknologi dan Inovasi Perkeretaapian Taufik Hidayat dari Bandung, Jawa Barat, Senin (14/9). Jalur LRT bisa dibuat sebidang dengan jalan raya seperti masa trem Jakarta kuno, bisa jadi satu dengan jalur kereta rel listrik (KRL) yang sudah beroperasi ataupun kereta cepat massal (MRT) yang sedang dibangun, serta bisa dibuatkan jalur khusus.

LRT dengan jalur khusus lebih menguntungkan karena bisa mengoptimalkan kecepatan kereta. Jika menggunakan jalan raya, LRT hanya bisa berjalan 25-30 kilometer per jam agar aman di tengah kendaraan bermotor, sedangkan jalur khusus bisa mencapai 70 km per jam.

Taufik menjelaskan, LRT tergolong kelompok kereta ringan karena konstruksinya memang lebih kecil dan ringan dibandingkan kereta besar. Bogie (penggerak kereta yang juga berisi poros dan ban) pada LRT dirancang berukuran kecil. Itu membuat kebanyakan LRT di dunia berlantai rendah, mirip jarak lantai mobil sedan dari tanah, sehingga meningkatkan keamanan bagi pengguna saat akan naik serta lebih ramah bagi kaum difabel. Di sisi lain, satu rangkaian LRT biasanya hanya terdiri atas 2-3 gerbong, total panjang 28-30 meter.

Perbandingan

Kepala Bidang Teknologi Sarana Transportasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Setyo Margono Utomo menambahkan, kereta terbagi dua kelompok: kereta ringan dan berat. LRT masuk kelompok kereta ringan bersama kereta monorel. Di kelompok kereta berat ada KRL dan MRT.

Jika panjang kereta ringan 2-3 gerbong, kereta berat bisa 8-12 gerbong per rangkaian. Beban poros (axle) kereta ringan kurang dari 10 ton, sedangkan pada kereta berat 14 ton. Konsumsi daya kereta ringan pun lebih hemat dibandingkan kereta berat. "Suplai tenaga untuk kereta ringan hanya 750 volt DC, sedangkan KRL dan MRT 1.500 volt DC," kata Setyo.

Untuk kereta berat, lebar kereta 3 meter, sedangkan lebar kereta ringan 2,7 meter. Karena ringan, kereta ringan semacam LRT lebih andal bermanuver di lintasan dengan belokan tajam lantaran memiliki radius putar kecil, sekitar 25 meter. Radius putar kereta berat 150 meter.

Namun, itu semua membuat kapasitas maksimal penumpang pada kereta ringan lebih sedikit. Setyo mengatakan, sistem kereta berat mampu mengangkut 40.000 penumpang per jam per arah, sedangkan kapasitas kereta ringan setengahnya.

Meski demikian, itu bukan kelemahan kereta ringan, termasuk LRT. Menurut Setyo, ini berarti pemerintah harus memahami kebutuhan jenis moda, salah satunya jumlah penumpang pada setiap rute. LRT lebih baik difungsikan moda pengumpan, bukan moda utamanya. "Dari Blok M menuju Kota, misalnya, dibutuhkan moda transportasi yang mampu mengangkut banyak orang semacam MRT, tidak cocok menggunakan LRT," tuturnya.

Beda utama LRT dengan monorel ada pada jumlah rel. Kereta monorel hanya menggunakan satu rel. LRT, seperti kereta kebanyakan, pada dua rel.

Kebutuhan material untuk prasarana monorel lebih hemat sekitar 50 persen dibandingkan kereta dengan dua rel. Namun, mutu material harus terjamin bagus. Menurut Setyo, pembangunan jalur monorel setidaknya harus pakai beton berkekuatan K-700, sedangkan beton buatan Indonesia umumnya K-500. Selain itu, teknologi monorel lebih rumit. Pada akhirnya, besaran investasi monorel dan LRT tak jauh berbeda.

Perkembangan Teknologi

Teknologi pada LRT terus berkembang, salah satunya pada pembangkit listrik. Kini, ada teknologi rel ketiga sebagai pembangkit energi LRT. Teknologi itu sebelumnya menggunakan kabel jala-jala melintang di atas kereta, seperti pada KRL. Rel ketiga merupakan jalur logam di antara rel lintasan roda- roda bogie. Teknologi itu aman bagi pejalan kaki karena listrik bangkit untuk area di bawah kereta.



Perkembangan juga pada pengereman yang mendorong efisiensi energi. Teknologi pengereman regeneratif itu membuat rem berfungsi pembangkit listrik, serta mengembalikan energi listrik ke sistem.

Sementara itu, Taufik menyoroti pemilihan spesifikasi sarana dan prasarana LRT. Jika pemerintah memilih kereta dengan lebar rel (track gauge) 1,067 meter, keuntungannya bisa membuat LRT melintasi rel yang sudah ada di Jakarta. Lebar rel untuk KRL dan MRT saat ini 1,067 meter.

Namun, Taufik mengingatkan, LRT di seluruh dunia saat ini lebih banyak menggunakan lebar rel 1,435 meter. Jika pemerintah tetap membangun menggunakan lebar rel 1,067 meter, pemerintah kesulitan memperoleh suku cadang.


sumber : http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1785912&page=53 


Inilah Tarif yang Harus Dikeluarkan Warga Jakarta Jika Naik LRT


Kereta api ringan dikenal juga sebagai LRT sebagai singkatan Light Rail Transit adalah salah satu sistem Kereta Api Penumpang yang beroperasi dikawasan perkotaan yang konstruksinya ringan dan bisa berjalan bersama lalu lintas lain atau dalam lintasan khusus, disebut juga tram.
Kereta api ringan banyak digunakan diberbagai negara di Eropa dan telah mengalami modernisasi, antara lain dengan otomatisasi, sehingga dapat dioperasikan tanpa masinis, bisa beroperasi pada lintasan khusus, penggunaan lantai yang rendah (sekitar 30 cm) yang disebut sebagai Low floor LRT untuk mempermudah naik turun penumpang.
Pemerintah‎ berencana memulai pembangunan alat transportasi Light Rail Transit (LRT) mulai 17 Agustus 2015. Pada pengerjaan tahap awal, akan dibangun untuk rute Bogor-Cawang-Dukuh Atas.
Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Kiswodharmawan mengungkapkan nantinya tarif yang dikenakan kepada masyarakat sebesar Rp 1.000 per kilometer (km).
“Berarti kalau dari Cibubur – Cawang – Dukuh Atas kurang lebih 30 km ya Rp 30.000,”‎ kata Kiswo seperti yang dikutip dari laman Setkab, Kamis (21/5/2015).
Dengan tarif sebesar itu, bagi masyarakat sekitar Jakarta yang ingin memanfaatkan LRT sebagai armada transportasi setiap harinya, di mana hitungan satu bulan hari kerja sebanyak 22 hari, maka mereka harus merogoh kocek kurang lebih Rp 1,3 juta per bulan.
‎Soal apakah harga tersebut sudah ekonomis, Kiswo mengingatkan jika proyek pembangunan LRT ini adalah investasi biasa, jadi harus masuk dalam bankable.
Sementara mengenai pendanaan, menurut Kiswo, sumbernya berasal dari korporasi dan sebagian dari Penyertaan Modal Negara (PMN).  Adapun pendanaan Adhi Karya sendiri 30 persen berasal dari dana internal perusahaan, sedang 70 persen sisanya merupakan pinjaman.
Kiswo mengaku, PT Adhi Karya sampai sejauh ini belum membentuk konsorsium untuk pembangunan LRT itu. Namun diharapkan segera terbit payung hukum dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) untuk mulai pembangunan LRT itu. Diharapkan Mei ini, Perpres dimaksud sudah keluar.
“Kita berharap ada Perpres penugasan setelah itu baru kita masuk technical aspect samafinancial aspect,” pungkas Kiswodarmawan.
Sementara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono menambahkan pembangunan jalur LRT itu tidak memerlukan pembebasan lahan karena akan memakai jalur tol, dari Bogor – Cawang, Cawang – Dukuh Atas, kemudian Bekasi – Cawang, Cawang – Dukuh Atas.
Basuki juga menegaskan, pembangunan LRT ini tidak menggunakan konsorsium, namun ditugaskan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Adhi Karya (Persero), dan akan dilaksanakan hingga pembangunannya tuntas atau dapat dioperasikan pada tahun 2018 mendatang.

sumber : http://cepamagz.com/inilah-tarif-yang-harus-dikeluarkan-warga-jakarta-jika-naik-lrt/

Rabu, 09 Maret 2016

Jalan Tol Akses Tanjung Priok Terhubung dengan Kereta Pelabuhan

Jalan Tol Akses Tanjung Priok Terhubung dengan Kereta Pelabuhan

Jalan Tol Akses Tanjung Priok Terhubung dengan Kereta Pelabuhan Foto: Istimewa
Jakarta -Tak lama lagi, Pelabuhan Tanjung Priok bakal dilengkapi dengan akses langsung yang terhubung dengan jaringan Jalan Tol Lingkar Luar dan Dalam Kota Jakarta. Proses tranportasi dari dan menuju pelabuhan bisa makin lancar.

Kepala Bidang Pelaksanaan II Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bambang Nurhadi mengatakan, jalan tol ini akan terhubung langsung dengan fasilitas single gate alias gerbang tunggal Jakarta International Container Terminal (JICT).

"Jadi nanti nggak ada lagi truk kontainer lewat gerbang 1, gerbang 3, gerbang 9. Gerbangnya cuma satu, itu lewat akses tol yang kami bangun ini," kata Bambang, Selasa lalu.

Dengan cara ini, manajemen lalu lintas pelabuhan pun akan lebih mudah. Karena kontrol dan pengawasan hanya perlu dilakukan di satu pintu saja.

"Tadinya kan banyak gerbang. Itu menyulitkan manajemen. Sekarang pengawasan keluar masuk lebih mudah," sambung dia.

Selain terhubung dengan fasilitas single gate pelabuhan, jalan tol ini juga berdampingan dengan fasilitas transfer kontainer dengan kereta pelabuhan.

Fasilitas ini memungkinkan, kontainer yang diangkut menggunakan kereta kargo bisa dipindahkan ke truk kontainer lalu masuk ke dalam pelabuhan melalui single gate yang sama.

"Jadi jalan tol kita di atas (melayang), truk kontainer dari jalan tol bisa langsung masuk pelabuhan. Di bawahnya, ada jalan yang terhubung dengan kereta pelabuhan, jadi nanti kontainer dari kereta dipindahkan ke truk kemudian masuk juga melalui single gate," papar dia.

Dengan cara ini, manajemen tranportasi pelabuhan di Tanjung Priok akan semakin baik dan bisa disetarakan dengan manajemen pelabuhan-pelabuhan besar di berbagai negara maju seperti Singapura, Hong Kong, dan Australia.

"Nanti kita nggak kalah dengan Hong Kong dan Singapura," pungkas dia.
sumber : http://finance.detik.com/read/2016/03/10/080057/3161294/4/jalan-tol-akses-tanjung-priok-terhubung-dengan-kereta-pelabuhan?f990101mainnews

Tol Akses Tanjung Priok Siap Beroperasi 2017

Dana Aditiasari - detikfinance
Selasa, 15/03/2016 07:05 WIB
Tol Akses Tanjung Priok Siap Beroperasi 2017 Foto: Istimewa
Jakarta -Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Tol Akses Tanjung Priok selesai akhir tahun ini. Selanjutnya, tol mulai beroperasi pada 2017 nanti.

"Paling lambat 2017 harus sudah operasi," ujar Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono kepada detikFinance, akhir pekan lalu.

Saat ini pekerjaan masih menyisakan pembangunan Seksi E2 dengan rute Cilincing-Jampea sepanjang 2,74 km. Pekerjaan seksi ini sempat tertunda lantaran Kontraktor pembangunan Seksi E2 yakni Kajima Corporation bersikeras membongkar tiang-tiang yang terindikasi retak dan membangun kembali dengan kualitas yang lebih baik.



"Jadi nanti pengoperasian tol ini setelah seksi E2 selesai. Jadi sekalian dioperasikan secara bersamaan," kata Basuki.

Tol Akses Tanjung Priok dibangun sepanjang 16,67 km. Tol ini merupakan bagian dari sistem jaringan  tol Jabodetabek dan terhubung ke tol lingkar luar Jakarta.



Pembangunan Tol Akses Tanjung Priok terbagi dalam 5 paket, yaitu Seksi East 1 (E1) dengan rute Rorotan-Cilincing sepanjang 3,4 km. Seksi East 2 (E2) dengan rute Cilincing-Jampea sepanjang 2,74 km.



Seksi East 2-A (E2A) dengan rute Cilincing-Simpang Jampea sepanjang 1,92 km. Seksi North-South Link (NS Link) dengan rute Yos Sudarso-Simpang Jampea sepanjang 2,24 km.

Terakhir, seksi North-South Direct Ramp (NS Direct) sepanjang 1,1 Km. Bila seluruh pekerjaan ini selesai, diharapkan Tol Akses Tanjung Priok akan membantu mengurangi masalah kelancaran arus barang dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

sumber : http://finance.detik.com/read/2016/03/15/070551/3164804/4/tol-akses-tanjung-priok-siap-beroperasi-2017?f9911023

KAI: LRT Jabodetabek Lebih Mudah Dengan Sepur Sempit

KAI: LRT Jabodetabek Lebih Mudah Dengan Sepur Sempit

Yudi Supriyanto Senin, 07/03/2016 1
KAI: LRT Jabodetabek Lebih Mudah dengan Sepur Sempit
Ilustrasi light rapid transit (LRT)
Bisnis.com, JAKARTA—PT Kereta Api Indonesia (KAI) menilai kereta ringan Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Light rail transit/LRT Jabodebek) akan lebih mudah menggunakan sepur sempit 1067 milimeter (mm).

VP Public Relations PT KAI Agus Komarudin menuturkan, saat ini seluruh jalur kereta api (KA) yang ada di Pulau Jawa dan Sumatera menggunakan sepur sempit.
Oleh karena itu, akan lebih mudah dalam melakukan perawatan jika LRT Jabodebek menggunakan sepur sempit juga.

“Ini kan disesuaikan dengan kebutuhan mestinya,” kata Agus, Jakarta, Senin (7/3).

Dia menambahkan, dengan menggunakan sepur sempit, LRT Jabodebek akan lebih mudah apabila harus masuk depo atau terpaksa ditarik dengan lokomotif yang ada saat ini. Selain mengenai perawatan, penggunaan sepur sempit juga akan memudahkan dalam melakukan integrasi.

Adapun terkait dengan kemungkinan produsen menentukan harga karena nantinya pesanan sepur sempit akan khusus lantaran internasional sekarang menggunakan sepur standar 1435 mm, Agus mengungkapkan tidak ada yang seperti itu.

Dia menuturkan, produsen mengikuti bagaimana keinginan konsumen. Menurutnya, tidak bisa konsumen mengikuti produsen.

Agus mencontohkan, saat ini lokomotif yang dimiliki oleh PT KAI berspesifikasi sepur sempit. Lokomotif tersebut dipesan dari negara-negara yang menggunakan sepur standar internasional, salah satunya adalah GE Transportation, Amerika Serikat.

Terkait harga, dia meyakini, sepur standar yang lebih lebar akan lebih mahal karena berat relnya yang berbeda. Dia mengatakan, dengan menggunakan sepur 1435, maka tiap satu potong rel sepanjang 1 meter beratnya mencapai 60 kilogram (Kg) atau R.60.

Sementara dengan menggunakan sepur sempit, tiap satu potong rel sepanjang 1 meter beratnya hanya 54 kg.
sumber : http://industri.bisnis.com/read/20160307/98/525968/kai-lrt-jabodetabek-lebih-mudah-dengan-sepur-sempit-

Pelabuhan Atas Laut 'New Tanjung Priok'

Selesai 100%, Ini Penampakan Pelabuhan Atas Laut 'New Tanjung Priok'

Selasa, 08/03/2016
Selesai 100%, Ini Penampakan Pelabuhan Atas Laut New Tanjung Priok Foto: Istimewa
Jakarta -Kerap dikritik karena molor dari target, ternyata pengembangan fisik pelabuhan di atas laut bernama Pelabuhan Kalibaru, atau New Priok Container Terminal 1 di Jakarta Utara sudah rampung 100%.

New Priok Container Terminal (NPCT) 1 ini memiliki lapangan terminal seluas 32 hektar, dan telah rampung 100%, termasuk akses jalan untuk keluar masuk pelabuhan.



Pelabuhan ini dikembangkan oleh PT Pelindo II (Persero) dengan nilai investasi Rp 4,2 triliun.

"Untuk NPCT 1 sudah selesai 100%. Sekarang memasuki trial operation (uji coba)," kata Customer Service Manager PT Pengembangan Pelabuhan Indonesia (PPI), Hambar Wiyadi, kepada detikFinance, Senin (7/3/2016).



PPI sendiri merupakan anak usaha Pelindo II yang diberi tugas membangun Pelabuhan New Tanjung Priok. Dari gambar yang diterima detikFinance, terlihat Terminal 1 sudah dipenuhi alat-alat bongar muat seperti Container Crane Super Post Panamax (20 unit), Rubber Tyre Gantry Crane, Mobile Tractor (60 unit), Reach Stacker (1 unit), dan Handling Empty Container Equipment.

Jalan akses antara New Priok Terminal 1 dengan jalan utama di luar pelabuhan juga telah tersambung. Dalam 1 lajur, terdapat 3 ruas. Artinya 3 truk kontainer bisa sejajar berbarengan masuk dan keluar pelabuhan. Persoalan pasokan listrik juga sudah diselesaikan.



"Yang jalur sementara kita bisa pakai akses bawah," jelasnya.

Di saat bersamaan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang mengebut pembangunan Tol Akses Tanjung Priok yang bisa menghubungkan New Priok dan Cikampek.

Tol ini ditargetkan bisa rampung pada akhir 2016. Di lain pihak, Pelindo II juga menggandeng investor untuk membangun Tol Cilincing-Cibitung sepanjang sepanjang 34,8 Kilometer.



"Jadinya ke depan New Priok akan tersambung 2 akses tol yakni ada Tol Cikampek dan Tol Cibitung-Cilincing," ujarnya.

Saat ini, Terminal 1 memasuki tahap uji coba bongkar muat. Pada 28 Januari 2016 lalu telah dilakukan uji coba bongkar muat 50 kontainer. Tahap berikutnya, akan dilakukan uji coba bongkar muat kedua. Untuk proses ini, akan dilakukan koordinasi dengan Karantina, Imigrasi, Bea Cukai (Customs) dan Otoritas Pelabuhan. Uji coba dilakukan karena pelabuhan baru tidak bisa langsung dioperasikan secara komersial.



"Ini sekarang terminal nggak bisa langsung melayani. Perlu ada ujicoba," tambahnya.

Ada juga proses uji coba pengoperasian kantor di area New Priok, kemudian proses sinkronisasi IT untuk proses bongkar muat dan sertifikasi peralatan.



Rencananya, New Priok Container Terminal 1 bakal beroperasi perdana secara komersial pada awal Juli 2016. Bertindak sebagai operator adalah PT New Priok Container Terminal One (NPCT One).

NPCT One merupakan perusahaan patungan atau join venture internasional antara anak usaha Pelindo II dengan Mitsui, NYK (Perusahaan Jepang), dan PSA (Perusahaan Singapura). Saat beroperasi, New Priok Terminal 1 akan beroperasi 24 jam dengan masa konsesi 25 tahun.



Terminal 1 New Priok memiliki kapasitas 1,5 juta TEUs. Pengembangan New Priok akan terus berlanjut pada Terminal 2 dan Terminal 3 yang bakal dibangun di atas lahan reklamasi, berbeda dengan New Priok Terminal 1 yang dibangun memakai konstruksi deck on piles. Skema ini mirip dengan pembangunan tol atas laut Bali yang dibangun memakai tiang pancang tanpa melakukan reklamasi atau pengurukan area pantai

sumber : http://finance.detik.com/read/2016/03/08/070745/3159716/4/selesai-100-ini-penampakan-pelabuhan-atas-laut-new-tanjung-priok

Dirancang Untuk 100 Tahun, Kedalaman Pelabuhan New Priok Setara Selat Malaka

Selasa, 08/03/2016B
Dirancang Untuk 100 Tahun, Kedalaman Pelabuhan New Priok Setara Selat Malaka Foto: Istimewa
Jakarta -Pelabuhan Kalibaru atau New Priok Container Terminal (NPCT) 1 di Jakarta Utara akan beroperasi perdana pada awal Juli 2016. Saat beroperasi, pelabuhan yang dibangun di atas laut ini disiapkan untuk 100 tahun ke depan. Artinya New Priok siap mengantisipasi pertumbuhan aktivitas pelabuhan hingga ukuran kapal besar.

"NPCT 1 dirancang untuk 100 tahun ke depan," kata Corporate Secretary and General Affair PT Pengembangan Pelabuhan Indonesia (PPI), Hambar Wiyadi, kepada detikFinance, Senin (7/3/2016).

PPI merupakan anak usaha PT Pelindo II (Persero) yang diberi tugas membangun New Priok. Pengembangan New Priok tidak berhenti di Terminal 1 yang memiliki kapasitas 1,5 juta TEUs, PPI sedang dalam proses melanjutkan pengembangan New Priok Terminal 2 dan Terminal 3, yang masing-masing memiliki kapasitas sampai 1,5 juta TEUs.

Saat ini, New Priok Terminal 1 akan disiapkan memiliki alur pelayaran dan kedalaman kolam minus 16 meter, sekarang masih 14 meter. Proses perizinan sedang diajukan ke regulator. Bila kedalaman kolam dan alur menjadi 16 meter, kapal sekelas 15.000 TEUs sudah bisa bersandar di dermaga.

Dengan kapal sekelas itu, lalu lintas ekspor dan impor kontainer tidak perlu transit di pelabuhan negara tetangga untuk berganti kapal.

Ternyata ke depan kedalaman alur dan kolam akan kembali diperdalam mencapai minus 20 meter.

"Kedalaman minus 20 meter bisa antisipasi perkembangan evolusi ukuran kapal. Ini setara dengan kedalaman Selat Malaka yang dalamnya 20 meter," sebutnya.

Penampakan Terbaru Jalan Tol Akses Tanjung Priok

Penampakan Terbaru Jalan Tol Akses Tanjung Priok

Penampakan Terbaru Jalan Tol Akses Tanjung Priok Foto: Istimewa
Jakarta -Jalan tol Akses Tanjung Priok terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Jalan tol yang masuk dalam proyek strategis nasional ini semakin menunjukkan wujudnya.

Kepala Bidang Pelaksanaan II Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bambang Nurhadi mengungkapkan, perkembangan terbaru adalah selesainya pembangunan North South Direct Ramp (NS Direct) sepanjang 1,1 kilometer (km).



Bagian ini menyambung dengan North South Link (NS Link) sepanjang 2,24 km yang pembangunannya telah selesai lebih dahulu.

Bagian ini juga terhubung dengan Seksi E1 Jalan Tol Akses Tanjung Priok sepanjang 3,4 km yang merupakan penghubung Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) di wilayah Cilincing dan sudah beroperasi sejak April 2011.




Bagian lain yang juga baru saja rampung adalah Seksi E2A sepanjang 1,92 km, dan baru saja diserahterimakan kepada pemerintah dari kontraktor pelaksana pembangunan.




"Jadi sekarang truk angkut kontainer harusnya sudah bisa lewat NS Direct terus ke NS Link masuk ke Seksi E2A terus langsung masuk ke sistem single gate (gerbang tunggal) JICT (Jakarta International Container Terminal)," kata Bambang Selasa lalu.




Meski demikian, pembangunan jalan tol ini belum bisa dikatakan rampung sepenuhnya. Karena, masih ada seksi E2 sepanjang 2,74 km yang masih harus tertunda penyelesaiannya lantaran terkendala masalah struktural pilar jalan layang, yang terindikasi retak saat dilakukan stressing alias penegangan struktur beton.

"Ada 3 tiang dari puluhan tiang yang saat dilakukan stressing ternyata 'melesak'. Kita tes beberapa lainya ternyata punya indikasi yang sama. Kontraktornya memutuskan seluruh tiang di paket itu (Seksi E2) dibongkar dan diganti baru," ujar Bambang.

Langkah ini membuat penyelesaian jalan tol ini bakal tertunda sampai 2017.

Jalan Tol Akses Tanjung Priok ini memiliki total panjang 16,67 km, yang merupakan bagian dari sistem jaringan jalan tol Jabodetabek dan terhubung ke jalan tol lingkar luar Jakarta.

Pembangunannya terbagi dalam 5 paket meliputi Seksi East 1 (E1) dengan rute Rorotan-Cilincing sepanjang 3,4 km, lalu Seksi East 2 (E2) dengan rute Cilincing-Jampea sepanjang 2,74 km, berikutnya Seksi East 2-A (E2A) dengan rute Cilincing-Simpang Jampea sepanjang 1,92 km.

Ada pula Seksi North-South Link (NS Link) dengan rute Yos Sudarso-Simpang Jampea sepanjang 2,24 km, dan Seksi North-South Direct Ramp (NS Direct) sepanjang 1,1 km.
sumber ;http://finance.detik.com/read/2016/03/10/070247/3161276/4/penampakan-terbaru-jalan-tol-akses-tanjung-priok?f9911013